Pelangi Hidupku
Bagi beberapa orang terutama warga kota besar masuk ke dalam
diskotik atau klub malam mungkin hal yang biasa. Diskotik memang telah menjadi
“tempat rekreasi” atau “tempat hiburan” bagi pengunjung setianya. Sementara
bagi beberapa orang lainnya diskotik adalah tempat tabu untuk dikunjungi.
Dengan berbagai alasan, termasuk citranya yg lekat dengan kehidupan malam yang
bebas, minuman keras hingga narkoba, diskotik menjadi tempat terlarang bagi
banyak orang. Akupun demikian, masuk ke diskotik tidak akan pernah aku lakukan
karena tak ada kebutuhan hidup yang aku perlukan dari tempat tersebut.
Tapi…. Keteguhan itu sejenak terkoyak. Akhirnya aku merasakan juga gelapnya dan
riuhnya diskotik dengan segala hal yang ternyata benar adanya, sama dengan
gambaran ajeb-ajeb yang aku pernah liat di TV.
Suatu malam dikota Bandung, untuk pertama kalinya aku
menginjak lantai diskotik.
Percayalah, ini bukan suatu kesengajaan apalagi dengan
diiringi niat, bukan untuk melakukan hal-hal negative atau perbuatan dosa atau
apapun yang berhubungan dengan hal-hal buruk lainnya. Ini tentang rasa
penasaran yang tiba-tiba muncul ketika kita membicarakan tentang luar biasanya dunia malam
itu hehe. Tidak ada unsur kesengajaan,
hanya saja secara kebetulan aku dan sepupu2 sedang jalan2 dan makan malam
disebuah mall yang ada di Bandung. Dan kebetulan salah satu sepupuku ada yg
bekerja di Diskotik itu sebagai kapten. Yap, entah bagaimana rasanya bekerja
disana, entah bagaimana ia bekerja (jika diceritakan alurnya akan makin
panjang), yang jelas pada malam itu tanpa paksaan beliau aku dan sepupu-sepupu
lainnya mulai tergerak dan penasaran mengenai diskotik yang hanya bisa kami
saksikan di TV-TV itu.
Dengan berpakaian anggun aku dan sodara2 mulai naik ke
lantai atas, aku yang berpakaian sopan pada saat itu memakai rok dengan sedikit
motif bunga, dan mengenakan kerudung ungu tampak seperti gadis polos nan anggun
:D semua sodaraku pun begitu, mereka berpakaian sangat sopan.
Hingga kita sampai didepan pintu diskotik itu, beberapa cowo
berbadan tegap tampak standby depan pintu. Mungkin itu staff keamanan yang
mengawas diskotik ini, takut2 ada perkelahian atau kejadian lainnya yang tidak
bisa diprediksi. Saudaraku yg bekerja disitu mulai berbicara dengan staff
keamanan yg ada didepan pintu itu, entah bicara apa yang jelas kita langsung
dipersilahkan masuk.
Akhirnya kami mulai memasuki ruangan itu, sambil meringkas
kekagetan masing-masing terhadap kehidupan malam didalam diskotik itu. Semua
dari kami memiliki kesan yang tak jauh beda, masuk diskotik dan menjadi bagian
dari kehidupan malam yang serba aneh menjadi pengalaman yang pertama bagi kami
dan semoga menjadi yang terakhir.
Ketika aku masuk, semua mata menatap aneh kepadaku. Mata
mereka seolah berkata “Ini diskotik mbak, bukan tempat pengajian” Astagfirullah
mungkin gak seperti itu juga hehe yang ini becanda lhoo..
Didalam… musik begitu kerasnya memenuhi ruangan yang gelap,
aroma parfum, minuman, dan rokok dimana2. Banyak sepasang manusia asyik
berjoged mengikuti dentuman musik keras. Tawa mereka yang bercampur dengan
kerasnya alunan musik membuat telinga pusing. Ya, aku benar-benar pusing berada
didalam ruangan ini. Dan dalam sorot lampu disko yang temaram pakaian mereka
yang tak biasa menghidupkan suasana ajeb-ajeb. Tempat ini ternyata benar-benar
nyata, tak hanya ada dilayar kaca.
Didalam kami minum beberapa soda dan green tea yang tentunya
halal, sambil sesekali memperhatikan gerak gerik orang-orang yang sedang mabuk,
aku duduk manis didepan pelayan minuman sambil melihat harga dari semua makanan
dan minuman yang ada ditempat ini, sambil sesekali menutup telingaku yang
rasanya hampir pecah, sesekali juga mengelus dadaku yang serasa dipukul karena
hentakan musik.
“betapa tabu nya tempat ini bagiku, betapa orang-orang
merasa bebas, tertawa lepas dan bisa bergerak sesuka hati, betapa sayangnya
wanita-wanita cantik itu hanya berbalutkan kain yg sangat tipis dan minimalis,
betapa sayangnya mereka menghambur-hamburkan uang yang jelas-jelas diluar sana
masih banyak yang lebih membutuhkan dibanding melakukan hal seperti ini, betapa
bahagianya mereka berpelukan dan asik berjoged dengan yang blm tentu itu muhrim
mereka, betapa betapa dan betapaaaa..” pikirku dalam hati.
Kota bandung semakin redup, jalanan mulai sepi. Aku melirik
jam, yap sudah pukul 01.00 tengah malam. Untuk pertama kalinya juga aku
berkeliaran di Bandung tengah malam seperti ini. Kamipun memutuskan untuk
pulang.
Dosakah bila hanya datang dan sekedar tau apa yang ada
didalamnya ??? Mengenal ala kadarnya dunia malam yang begitu gelap.
Setiap kejadian itu indah, kala kita mampu memetik hikmah
yang tersembunyi didalamnya. Ini sepenggal ceritaku.
Bukan atas alasan apa aku menuangkannya, semata ingin
berbagi saja, tak lebih dari itu.
Maafkan, dan semoga bisa mengambil hikmahnya.
Terimakasih ^_^
No comments:
Post a Comment